Home » » Potret Kehidupan Keberadaan Suku Kabut

Potret Kehidupan Keberadaan Suku Kabut

Posted by Bawa Ransel

Potret Kehidupan Keberadaan Suku Kabut
Keberadaan Suku Kabut di nusantara sangat asing bagi masyarakat indonesia keberadaan suku ini memang sulit dijumpai karena suku ini mendiami daerah pegunungan di kecamatan Tinombo dan teluk Tomini kabupaten Parigi Moutong provinsi Sulawesi Tengah.
Suku Kabut memiliki nama asli yaitu suku lauje, Kabut adalah julukan untuk suku ini karena mendiami di daerah pegunungan yang selalu di tutupi oleh kabut dan populasinya hanya berkisar 200 orang.

Keunikan Suku Kabut


Suku ini di pimpin oleh satu kepala suku, Kepala suku kabut memiliki peranan sangat penting selain hanya ia seorang yang dapat berbahasa Indonesia kepala suku ini bertugas sebagai pendidik di dalam masyarakatnya kegigihan pemimpin kepala suku kabut untuk memajukan masyarakatnya sangat luar biasa.
ada banyak keunikan dari suku ini jika seseorang dari mereka meninggal maka keluarga yang ditinggalkan harus dibuatkan rumah/tempat tinggal yang terbuat dari anyaman rotan dan bambu dalam proses pembuatannya dilakukan oleh seluruh masyarakat suku tersebut.
Anak-anak di suku ini seluruhnya tidak memiliki sebuah nama/panggilan yang tentunya sedikit membuat heran bagaimana cara mereka berinteraksi.

Ciri Khas Penyambutan Tamu Oleh Suku Kabut


Pada saat penyambutan tamu oleh suku ini sangat menarik setiap tamu yang datang/berkunjung sebagai salam pembukaan para tamu/pengunjung di wajibkan memakan kapur yang berbentuk bola kecil seperti permen yang bagi masyarakat umum rasanya sangat aneh.
Di saat kunjungan setiap tamu akan diiringi dengan Tari Perang yang dimainkan oleh 4 laki-laki yang menggunakan guma (parang panjang), serta dua orang yang memegang tombak. Tarian ini juga diiringi musik yang terdiri dari susulan balok kayu, gendang dan gong besar. Tari Perang ini disebut juga sebagai Meaju, saat tari berlangsung tamu akan diarak, 3 orang anggota komunitas suku Lauje memainkan alat musik yang terdiri dari Tadako, Kulintang, Gimbale (gendang) dan Gong besar.

Mata Pencaharian Suku Kabut


Suku kabut dalam kehidupannya, masih menjalankan cara-cara lama, seperti berburu binatang liar di hutan, atau memanfaatkan hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Beberapa dari mereka telah mencoba teknik bercocok tanam, walau masih sangat sederhana, tetapi hal ini sudah membuat suku kabut ini selangkah lebih maju dari sebelumnya.

0 komentar:

Post a Comment